Sejak peristiwa WTC di Amerika hingga meledaknya Bom Bali I, Bom Marriot, Bom Bali II, Bom Kuningan dan Bom Marriot-Carlton media masssa begitu menggebu-gebu memberitakan tentang figur “pelaku” dan latar belakang sosial para “pelaku” dan keluarganya. Begitu bersemangatnya media massa melakukan penelusuran kehidupan keluarga dan sosial pelaku. Bahkan terkadang secara sembrono, media massa menampilkan wawancara dengan para tetangga tersangka, yang sama sekali tidak mengenal tersangka, namun ditampilkan seakan-akan para tersangka dan keluarganya inilah yang mengasingkan diri dari masyarakat sekitar. Read the rest of this entry »